PERSPEKTIF
GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI, SEJARAH, ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI DAN EKONOMI
DI
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK III
MURSYIDAH (1011100679)
HASNIDAR (1011100688)
CUT PUTRI (1011100668)
MULIA (1011100713)
Dosen
Pembimbing, Ruslan M.Pd, S.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2012
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………… i
A.
Latar Belakang……………………………………………………….... i
B.
Tujuan………………………………………………………………….. ii
C.
Manfaat………………………………………………………………... iii
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………. 1
A. Perspektif
Global Dari Visi Geografi………………………………….. 1
B.
Perspektif Global Dari Visi Sejarah……………………………………. 2
C.
Perspektif Global Dari Visi Antropologi………………………………. 3
D.
Perspektif Global Dari Visi Sosiologi…………………………………. 5
E.
Perspektif Global Dari Visi Ekonomi………………………………….. 5
BAB III
PENUTUP…….…………………………………………………………… 9
A.
Kesimpulan…………………………………………………………….. 9
B.
Saran………………………………………………………………….... 9
DAFTAR
GLOSSARY…………………………………………………….....
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
KATA PENGANTAR
وَبَرَكَاتُهُ اللهِ وَرَحْمَةُ عَلَيْكُمْ السَّلاَمُ
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Banda
aceh, april 2012
BAB I
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Telah
kita ketahui bahwa perspektif global yaitu suatu cara pandang dan cara berpikir
terhadap masalah dan kejadian-kejadian baik dari segi kepantingan global,
sejarah, ekonomi, maupun budaya.
B.TUJUAN
·
Dapat mempelajari dan
mengetahui hubungan kelompok-kelompok umat manusia dan lingkungan manusia dalam
hubungannya satu sama lain seperti hubungan antara manusia terutama dalam
lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri atau lingkungan sosial.
·
Dapat mempelajari dan
mengetahui proses-proses sosial budaya di masyarakat dan perubahan pola
kehidupan bangsa.
·
Dapat mempelajari dan
mengetahui tentang suatu pengalaman masa lampau, dan dapat memprediksi
kejadian-kejadian yang akan datang.
·
Dapat mengenal
tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan, internasional dan
peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan
kehidupan global.
·
Dapat mempelajari dan
mengetahui tentang fenomena, proses dan masalah keruangan permukaan bumi, baik
masa lampau maupun masa sekarang.
·
Dapat mempelajari
objek kajian yang melekat di permukaan bumi.
·
Dapat menetahui
peluasan kota dan penambahan serta pertumbuhan penduduk.
·
Siswa dapat mengkaji
bagaimana orang perorangan dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan.
·
Dapat mengkaji
penggunaan sekarang(hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
C.MANFAAT
Ø Agar
dapat memahami dan dapat mempelajari lebih banyak tentang materi dan yang
berkaitan dengan perspektif global dari visi
geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi dan antropologi
Ø Agar
menambah dan memperluas pengetahuan tentang dunia, keruangan, masa lampau,
kebudayaan, dan sumber daya alam.
Ø Agar
dapat melatih kepekaan dan kepedulian terhadap perkembangan dunia dengan segala
aspeknya.
Ø Dapat
mendorong siswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah dan
tatangan , baik ekonomi, sosial, budaya politik maupun lingkungan hidup.
BAB II
PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI
GEOGRAFI, SEJARAH, ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI DAN
EKONOMI
Sebelum kita
membahas visi-visi tersebut, terlebih dahulu kita membahas apa yang dimaksud
dengan perspektif global. Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara
berfikir terhadap suatu masalah, kejadian, kegiatan daei sudut kepentingan
global, yaitu dari sisi kepentingan global, yaitu dari posisi kepentingan dunia
atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan
untuk kepentingan global.
A.Perspektif Global Dari Visi
Geografi
Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena
dalam kontek keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yaitu
permukaan bumi yang tiga dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darah dan
perairan serta kolom udara diatasnya. Ruang permukaan bumi ini secara bertahap
ukuran dan jaraknya mulai dari tingkat local, regional sampai ketingkat global.
Oleh karena itu perspektif geografi adalah perspektif keruangan yang bertahap
dari perspektif local, regional sampai ke perspektif global.
Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu
kemampuan memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan
masalah keruangan permukaan bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk
masa yang akan dating. Pendekatan yang dapat diterpkan pada perspektif
keruangan ini, yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan mempredeksi. Dalam ruang
lingkup kajian perspektif keruangan ini berkembang mulai dari perspektif local,
perspektif regional, sampai perspektif global, perjhatikan, amati, dan hayati
serta perkembangan yang terjadi di tempat anda dari waktu ke waktu. Bagaimana
keadaan permukiman, jalan, pertanian, pengairan, perdangangan, dan keadaan
penduduk setempat.
Melalui proses
pengamatan perspektif local, anda dapat menyaksikan bahwa perkampungan yang
satu dengan yang lebih luas dari perkampungan lain-lainnya, yaitu kerena adanya
jalan, alat angkutan, atau transportasi, juga karena arus manusia dan barang.
Disini terjadi proses social ekonomi dalam bentuk interaksi antar penduduk
(manusia).
Telah anda
mengamati dan menghayati meluasnya perkampungan, anda juga dapat mengamati
serta menghayati meluasnya suatu kota dari waktu ke waktu. Anda dapat
mengevaluasi perkembangan kota yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Selain
areal atau kawasannya yang makin luas, juga isi kota itu mengalami
perkembangan. Pemukiman penduduk, tempat perbelanjaan, pasar, jaringan jalan,
jumlah penduduk, dan seterusnya mengalami perubaha serta perkembangan. Bahkan
anda memperhitungkan masa yang akan datang atau memprediksi bahwa kota-kota
kecil itu akan bersambung satu sama lain dan akan membentuk kota yang lebih
besar dari semula. Dalam proses perluasan kota dan penambahan serta pertambahan
penduduknya, telah terjadi proses yang dikenal sebutan urbanisasi.
Urbanisasi sebagai
suatu proses, menurut WJ. Waworoentoe, A Syarif Puradimandja, Utom Rustam
(Prisma, 1972:7-12 ), terjadi karena adanya tiga yang berkaitan satu sama lain.
Tiga peristiwa yang termasuk dalam proses urbanisasi itu yaitu.
1.
Perpindahan penduduk dari perdesaan ke perkotaan
2.
Perluasan area atau kawasan kota
3.
Perubahan cara hidup sebagai orang kota
B.Perspektif Global Dari Visi
Sejarah
Emmanuel Kant telah mengungkapkan pada abad XVIII bahwa sejarah dan
geografi merupakan ilmu dwitunggal, artinya jika sejarah mempertanyakan suatu
peristiwa itu terjadi, pengngkapan itu masih belum lengkap, jika tidak
dipertanyakan dimana tempat terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan
ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu dan tempatnya akan karakter
peristiwa itu menjadi dan jelas adanya. Dengan kata lain perspektif sejarah
sama dengan perspektif waktu, terutama waktu yang telah lampau. Perspektif
sejarah suatu peristiwa, membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman
masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian
yang akan datang. Perspektif global dari sudut pandang sejarah tentang
tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang,
pertemuan, internasional, dan peristiwa-peristiwa sejarah yang memiliki dampak
luas terhadap tatanan kehdupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan
sebagai acuan trnspormasi budaya serta pengembangan kualitas sumber daya
manusia generasi muda untuk memasuki kehidupan global di hadapannya
.
C.Perspektif Global Dari Visi
Antropologi
Antropologi, khususnya antropologi budaya yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat (1990: 11-12) dikatakan sebagai pengganti ilmu budaya
merupakan studi tentang manusia dengan kebudayaannya. Sudut pandang antropologi
terhadap perspektif global terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya
denga kebudayaan dalam kontek global yang artinya mengamati, menghayati dan
memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek serta
unsure-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintregrasi dalam kehidupan
manusia. Sesuai dengan perkembangan antropologi mengalami perubahan-perubahan
yang tidak dapat diprediksi. Hal ini sejalan dengan pengukuhan dari Prof. Laksono
yang berasal dari Universitas ternama.
Menurut Prof. Paschalis Maria
Laksono, M.A., jalan yang dipaparkan memang terbatas pada isu identitas budaya,
yang mencakup isu integrasi nasional dan perubahan social budaya. Memang hingga
sekarang soal ini masih tetap krusial. Apalagi drngan terjadinya interkoneksi
antara komunitas-komunitas tempat kita dengan dunia akibat globalisasi capital,
ujarnya.
Dalam pidato
berjudul’ peta jalan antropologi Indonesia abad ke dua puluh satu: memahami
invisibilitas (budaya) di era globalisasi kapital’, Laksoo memaparkan
pendekatan yang kemudian ditawarkan ialah melalui ranah kognitif dan simbolik
dengan cara-car yang reflektif parsipatoris. Dengan demikian, antropologi
Indonesia pada abad XXI di tuntut bekerja pada isu-isu praktis dalam kehidupan
sehari-hari. Disamping itu, bersama dengan warga komunitasnya berupaya pula
mengembangkan penelitian mengidentifikasi masalah disekelilingnya, sekaligus
mengidentifikasi diri masyarakat dan antropologis. Dalam hal ini antropologis
ikut bersama masyarakat, berpolitik membangun sejarah baru, kata pria kelahiran
Yogyakarta, 6 April 1953 ini.
Antropologi
menjadi ilmu yang terlibat dalam proses-proses social budaya di masyarakat.
Oleh karena itu dari berbagai pengalaman antropologi sebaiknya tetap focus pada
isu-isu strategis yang berkaitan dengan antologi identitas budaya, yakni pada
proses bagaimana kesadaran diri yang dialektis menyadarkan pada rantai
komunikasi yang jumbuh. Antara saya dan kamu yang saling memberi pengakuan nyata.
Melalui pemetaan,
lanjut Laksono memperjelas betapa komplek tantangan antropologi pada masa-masa
yang akan datang. Bahkan, dapat disasikan betapa komunitas-komunitas tempatan
di garis depan globalisasi terus mendapat tekanan dari modal, yang secara terus
menerus mengapresiasi sumber-sumber alam.
Berdasarkan
artikel di atas dapat disimpulkan bahwa antropologi akan terus berkembang
sampai sekarang pada akhirnya berada pada masa globalisasi ini. Pada dasarnya
antropologi tidak terbebas dari suatu nilai akan tetapi dengan globalisasi yang
menganggap dunia tanpa batas akan sangat berpengaruh. Disisi lain perspektif
global jika dikaitkan dengan antropologi mempunyai dampak positif bagi kekayaan
khasanah budaya suatu bangsa serta globalisasi juga dapat mempercepat pola
kehidupan bahasa. Misalnya melahirkan pranata-pranata atau lembaga-lembaga
social baru seperti lembaga suadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi di
pasar modal. Perkembangan pakaian seni dan ilmu pengetahuan turut meramaikan
kehidupan masyarakat.
Akan tetapi tidak bias dipungkiri dalam bidang social dan budaya
menimbulkan dampak negatif dari globalisasi antara lain adalah meningkatkan
individualisme, perubahan pada pola kerja, terjadinya pergeseran nilai
kehidupan dalam masyarakat. Saat ini dikalangan generasi muda banyak yang
seperti kehilangan jati dirinya. Mereka berlomba-lomba meniru gaya hidup
alabarat yang tidak cocok jika diterapkan di indonesia, seperti berganti-ganti
pasangan, konsumtif dan hedonisme tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di Negara kita.
Untuk itu sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus menyadari keberadaan
nilai yang masih berlaku di Negara kita. Kita harus pandai di dalam menyeleksi
budaya asing yang masuk ke Negara kita. Jika budaya asing tersebut sesuai
dengan kepribadian bangsa kita yang berdasarkan pancasila, kita berusaha
bersifat terbuka dalam menerima kebudayaan tersebut. Akan tetapi jika tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa kita harus bersuara lantang untuk menolaknya.
D. Perspektif Global Dari Visi
Sosiologi
Menurut Roger F. Ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan dan
lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara Negara dan warga Negaranya
serta dengan Negara-negara lain.
Menurut konsep ini ilmu politik mengadakan studi mengenai Negara
dengan tujuannya, lembaga-lembaga yang melaksanakan tujuan, hubungan Negara dan
warganya, serta hubungan Negara dengan Negara-negara yang lain. Dalam
perspektif global, aspek hubungan dengan Negara lain merupakan hal yang pokok.
Menurut Frank
H.Hankins (Fairch, H.P.dkk, 1982: 302), sosiologi adalah studi ilmiah tentang
fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok umat manusia dan
lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi, objek
yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antar manusia, terutama dalam
lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri, atau yang disebut lingkungan
sosial.
E. perspektif global dan visi
ekonomi
Menuruh H.W. Arndt
dan Gerardo P. Sicat (1991: 3). Ilmu ekoomi adalah suatu ilmiah yang mengkaji
bagaimana orang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Menusia
mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-macam
keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan.
Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenannya, sumber daya
ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternative. Pilihan penggunaan
dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok
(masa depan).
Berdasarkan konsep tadi pembahasan ilmu ekonomi menyangkut berbagai
aspek yang meliputi:
a.
Menentukn pilihan
b.
Keinginan yang tidak terbatas
c.
Persediaan sumber daya terbatas bahkan ada yang
langka
d.
Kegunaan alternative sumber daya
e.
Penggunaan hari ini dan hari esok
Dari aspek-aspek yang telah dikemukakan tadi jelas bahwa perspektif
ekonomi terkait dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang
diperspektifkan terutama berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak
terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya
penggunaan alternative sumber daya.
Perspektif ke hari esok atau masa yang akan datang, terkait luas
dengan pertumbuhan penduduk, kemajuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi
serta distribusi, kebutuhan yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya dan
akhirnya persediaan sumber daya yang terbatasi bahkan langka. Sedangkan
penggunaan sumber daya alternative, sangat berkaitan dengan IPTEK dan
kecenderungan kebudayaan.
Dari perspektif kependudukan pada abad 7 Juli 1986, menurut
perhitungan lembaga kependudukan dunia telah terjadi peristiwa penting dengan
tercapainya angka lima Miliar jumlah penduduk dunia. Selanjutnya, berdasarkan
lembaga yang sama, penduduk dunia bertambah satu juta tiap empat atau lima
hari. Berdasarkan perkiraan lebih lanjut, pada tahun 2000, jumlah penduduk
dunia ini akan mencapai 8 Miliar (Baruey, 1977-11). Angka-angka itu menunjukkan
betapa cepatnya pertumbuhan penduduk dunia. Hal tersebut menjadi landasan
perhitungan pertumbuhan kebutuhan manusia. Ketidak terbatasan kebutuhan itu,
tidak semata-mata didasari oleh keinginan yang tidak terbatas namun juga
dilandasi oleh pertumbuhan yang mau tidak mau harus dilayani oleh persediaan
dan peningkatan produksi.
Anda telah mengetahui bahwa dari seldan jenis sumber daya,
khususnya sumber daya alam, ada yang dapat terbarukan (tumbuh-tumbuhan, hewan)
dan yang tidak dapat terbarukan (migas, batu-bara). Sumber daya yang sifatnya
tidakterbarukan akan habis sekali pakai sehingga persediaannya makin terbatas.
Sedangkan di pihak lain kebutuhan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk,
dan keinginan yang cenderung tidak terbatas. Kesenjangan ini bukan bersifat
local atau regional, melainkan telah menjadi masalah global. Disini di tuntut
“kiat-kiat” ekonomi untuk menciptakan keseimbangan antara konsumsi di satu
pihak, dan produksi di lain pihak. Salah satu kiat itu bagaimana kemajuan dan
penerapan IPTEK berupaya mencari jalan keluar dari masalah tadi.
Pernyataan David Turney (1972) bahwa, dilemma besar yang pokok saat
ini yaitu bahwa penduduk dunia telah sampai pada ketergantungan terhadap
teknologi untuk mempertahankan dan menompang kehidupan-kehidupan secara
berkelanjutan. Namun selanjutnya, penerapan praktis teknologi dan intervensinya
dalam menunjang kehidupan, cepat ataupun lambat akan merusak sumber daya alam.
Dalam menghadapi dilema yang demikian, kehutanan kita manusia menjadi tiga kali
lipat, yaitu pertama kita harus menguasai teknologi itu, kedua menstabilkan
penduduk, dan ketiga mengembangkan tatanan sosial yang mampu hidup produktif
dan sejahtera secara terpadu dengan mengekosistem yang seimbang. Coba anda
hayati bahwa kita tidak dapat melepaskan diri dari pemanfaatan teknologi atau
luas lagi pemanfaatan IPTEK. Namun juga anda amati dan hayati lingkungan sekitar
yang rusak serta terkuras oleh penerapan dan pemanfaatan IPTEK itu. Masalah ini
bukan lingkungan dan perekonomian yang hanya teradi secara local di tempat anda
saja, melainkan telah menjadi masalah global.
Dari kutipan yang baru kita baca, itu dapat diketahui bahwa IPTEK
bukan segala-galanya. Pada akhirnya, masalah global tadi berbalik kepada kita.
Bagaiman kita mampu mengembangkan peranata sosial untuk mengendalikan IPTEK
tadi sesuai dengan atas keseimbangan dan kelestarian. Perubahan dan pengembangan
aspek-aspek yang bersifat fisik material saja, tidak memecah masalah. Oleh
karena itu wajib dikembalikan kepada manusia sendiri, terutama akhlaknya,
kesenjangan, kerusakan dan masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan serta
lingkungannya itu, harsus dikembalikan kepada manusia sendiri terutama kepada
akhlaknya tadi.
Menurut pernyataan H.S.D. Cole (1973) kenyataan menunjukkan bahwa
bukan hanya pencemaran udara oleh debu, pencemaran oleh zat kimia, pencemaran
suara, pencemaran air dan tanah semata-mata, melainkan yang lebih penting
adalah pencemaran moral. Hal-hal yang bertentangan dan tidak diindahkannya
peraturan sebagai indicator dalam berbagai argumentasi kerusakan lingkungan
yang menjadi sasar pertanyaan kemajuan ekonomi dan teknik.
Pencemaran moral dan penyimpangan-penyimpanagn dari aturan yang
berlaku terhadap pengembangan serta pemanfaatan lingkunga “seolah-olah”
diabaikan oleh karena itu H.S.D. Cole (1973) selanjutnya mengemukakan:
Kesinambungan renaisanse, rasionalisme, kapitalisme dan pemujaan serta
penganjungan ilmu saja. Namun dewasa ini, keadaan yang demikian telah tercapai,
apakah yang harus dilakukan selanjutnya? Cobalah hidupkan kembali kearifan dan
kecintaan terhadap keindahan pada diri masing-masing serta disekitar kita.
Hanyalah revolusi moral bukan revolusi sosial atau politik atau juga teknik,
hanyalah revolusi moral yang dapat membimbng selama ini telah menghilang.
Dalam kondisi global yang
penuh dengan kesenjangan, masalah dan tantangan, baik ekonomi, sosial, budaya,
politik, maupun lingkungan hidup, pengembangan dan pembinaan akhlak menjadi
kunci penyelamatan perspektif global ekonomi barupa perekonomian pasar bebas, beralihnya kawasan
ekonomi maju dari Atlantik ke Pasifik, dan kebangkitan ekonomi Asia Afrika,
kita bangsa Indonesia tidak akan kunjung rela. Penyiapan SDM generasi muda
Indonesia menghadapi abad XXI dengan arus globalnya, wajib dirintis sedini
mungkin. Sikap mental wiraswasta harus menjadi ciri SDM mendatang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir
terhadap suatu masalah kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global,
dan mengkaji berbagai fenomena dalam konteks keruangan di permukaan bumi baik
masa lampau, saat ini, baik dalam budaya ataupun kebudayaan, baik dalam satu
Negara maupun dengan Negara-negara lain.
B. Saran-Saran
ü Siswa
dapat mempelajari dan mengetahui hubungan kelompok-kelompok umat manusia dan
lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain seperti hubungan antara
manusia terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri atau
lingkungan sosial.
ü Siswa
dapat mempelajari dan mengetahui proses-proses sosial budaya di masyarakat dan
perubahan pola kehidupan bangsa.
ü Siswa
dapat mempelajari dan mengetahui tentang suatu pengalaman masa lampau, dan
dapat memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
ü Siswa
dapat mengenal tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan, internasional
dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan
kehidupan global.
ü Siswa
dapat mempelajari dan mengetahui tentang fenomena, proses dan masalah keruangan
permukaan bumi, baik masa lampau maupun masa sekarang.
DAFTAR
GLOSSARY
-
IPTEK
-
Kiat
-
Pranata
-
Dialektis
-
Jumbuh
-
Ranah
-
Simbolik
-
Reflektif
-
Invisibilitas
-
Khasanah
-
Konsumtif
-
Hedonisme
-
Lantang
-
Krusial
-
Interkoneksi
-
Sasar
-
Argumentasi
DAFTAR
PUSTAKA
Koentjaraningrat
2003, Pengantar Antropologi I. Jakarta
: Rineka Cipta
Khor,
Martin. 2003. Globalisasi Perangkap
Negara-Negara Selatan. Yokyakarta.
Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.
Nursed
Sumaartmadja. Kuswaya Wihardit. 1999. Perspektif
Global. Universitas
Terbuka.
Tye,
Barbara Benham Tye. 1992. Global
Education : A Study Of Social Change.
Umi
Oktyari R. 1998. Perspektif Global .
Jakarta : Departemen P & K Dirjen Dikti
The best 777 slots - JTM Hub
BalasHapusThe best 777 slots · 목포 출장안마 Playtech is a software company 원주 출장안마 based in 의왕 출장안마 Bulgaria that 통영 출장마사지 specializes 논산 출장마사지 in video slots and has had some success. · The casino has over 1,000